Senin, November 16, 2009
Ode Sepi Buat Hari Lahirmu
: SBU
kini, adalah ruang yang sukarela kita masuki,
meski kita tahu, kita tak pernah bisa
kembali.
1>
hari ini kau kembali dipaksa bertanya:
tentang peristiwaperistiwa, tentang selaksa
makna, tentang hakekat, rahasiarahasia
yang melekat abadi pada
usia.
adakah satu yang kau jumpa
jawabnya?
2>
hari ini pula, kau kembali dipaksa berhitung:
sudah berapa sujud yang kau wujud?
berapa telimpuh yang kau tempuh?
berapa rukuk yang kau khusyuk?
berapa takbir yang kau
syair?
angka mana yang tlah tuntas kau
genapkan?
3>
lilinlilin yang kau susun sedemikian
tlah padam sebagian.
percakapanpercakapan yang riuhrendah
di pesta ini hari, tlah pula
dihentikan.
seakan mengisyaratkan bahwa hidup
mesti mengarah ke sepi,
bukan? mengarah ke
mati.
tapi baitbait sajakku ini ingin pula tegaskan,
mulai ini hari, kau takkan
kurelakan sendirian.*
4>
kini, adalah ruang yang sukarela kita masuki,
meski kita tahu, kita tak pernah bisa
kembali. “tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.~ kita abadi.
ya, tentu saja kita
yang abadi.
5>
selamat hari lahir,
sepi..
Lampung, 17 November 2009
Keterangan:
* Diambil dari sajak Sapardi Djoko Damono, “Pada Suatu Hari Nanti”. Bunyi aslinya: “…/ tapi dalam bait-bait sajak ini/ kau takkan kurelakan sendiri/ …”, dalam Hujan Bulan Juni, Grasindo, cetakan ketiga (2004), hal. 101
~ Diambil dari sajak SDD, “Yang Fana Adalah Waktu”, Hujan Bulan Juni, Grasindo, cetakan ketiga (2004), hal. 77.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar