Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Selasa, Desember 30, 2008

Pernikahan Sajak

: Kak Eka N Mas Toni

Ada Satu,
sajak yang benam di diri
manusia sedari lahir,
satu saja.

Ketika
kau dewasa,
kau punya sajak
akan membelah dua,
tumpah dari kepala.

: Ia terpesona sajak lain.

Tapi tenanglah,
setengah sajakmu
yang sisa itu
akan ditangkupi
oleh belahan sajak
dari manusia
yang buat kau
terpedaya.

Ia menjadi satu lagi,
Bukan?

Sajak Sepasang Badut

Pria itu pada perempuan:
"sayang, mengapa kau jadi badut? otakmu kini bolong, tak memikirkan apaapa, hanya belanja, belanja,
belanja.."

Perempuan itu pada pria:
"ah, tak berubahubah kau. aku seperti menikahi badut. dompetmu terusterusan kosong, tak punya apaapa. sedang aku harus belanja, belanja,
belanja.."

Suara dalam kepala mereka:
"tak tahan aku, baiknya memang cerai saja."

Mudamudi Dalam Kotak Kaca

Mudamudi itu baru pulang
pesta

mabuk berat
ingin cepat
cepat jengat.

Berpelukan mereka
berciuman pula
bermelankolia
biar hasrat makin bara.

Bambam
musik berdebam
debam.

: wahai, tak kalian lihatkah anak kecil yang membawa mangkuk itu mengetukketuk kaca jendela?

Minggu, Desember 28, 2008

Anak Kecil Yang Tidur di Lorong Kereta

terlelap ia
badannya geletak
di lorong kereta

mulutnya nganga
palanya dongak

entah berapa saja
penumpang,
pedagang,
melangkahi ia punya
: kepala.

Di Kereta Ekonomi Jam Dua Pagi

penumpang lelap
lena di mimpi
hening

sementara, kereta
berlarilari
semakin
cepat.

Peluit Kereta

Hei petualang
tak dengarkah kau?
Itu peluit kereta sudah
bersuara.

Sudah, hentikan opera
pamitpamitan
bersegeralah
: pulang.

Di Stasiun Kereta

orangorang lalulalang
berjejaljejal bawa barang

cemas mereka
kereta tak datang juga.

Jumat, Desember 26, 2008

Tentang Sebuah Harap

Jika kau ingin tahu seberapa besar harapku akanmu

Tanyakan pada bulan yang terpejam di balik awan
yang mengutuk matahari
sembari memimpikan
malam.


Ragu

Kau makin terang. Matahari silau di matamu.

Aku makin redup. Takut oleh cahayamu.
Di mataku, hanya ada ragu
: tentangmu.


Deja Vu

Kau pernah dengar deja vu sayang?
Kau rasa kau pernah menjejak, tapi sebenarnya tak. Kau pikir kau pernah ada di suatu ketika, namun kenyataan tidak.
Itulah
: Deja vu.

Seperti aku terhadap kau, sayang. Rasanya aku pernah mengenalmu, dulu, tapi sebenarnya tak. Kupikir ku pernah memilikimu, namun kenyataan tidak.
Hanya
: Deja vu.

Anakanak Hujan Yang Menari Di Matamu

Hari itu anakanak hujan bermain riang di luar
jatuhjatuh dari langit.

Tapi aku juga temukan mereka
menari girang
di kedua bola matamu.


Kutemukan Lagi Sajakku Di Matamu

Waktuku akhirakhir ini habis, pontangpanting, kesanakemari, mencari sajak. Tadinya kupikir sajak itu ada di kultus rumah Tuhan, di istana rajaraja, atau pasarpasar orang jelata.

Tapi nihil, sajak tak juga ada.

Siapa sangka? Ternyata sajak itu bersembunyi di sini
: di matamu.


Panen Sajak

Di gedung ini,
orangorang alang kepalang,
mereka panen uang.

Di gedung ini pula,
aku tawa gelak,
aku panen sajak!


Rabu, Desember 24, 2008

Kupastikan Aku Tak Mencintaimu Lagi

Hanya ada satu
kata yang terusterusan
berputar di kepalaku

: benci.


Pastikan Bencimu

Cabut panah yang tancap itu,
sulut api yang panas itu
bakar bunga yang semi itu,
dan sebar duri yang tajam itu.

Hingga aku pasti
: kau tidak mencintaiku
lagi..

Kembalikan Sajakku!

Kau boleh menikamku, robekrobek dadaku, mencuri hati, limpa, jantung, memakannya hingga limbung, lalu meminum darahku yang kau tampung di batok kepalaku.

Tapi kumohon satu hal padamu
: kembalikan sajakku!

Kisah Kertaskertas Yang Merengek Minta Diisi

Aku banyak merenung akhirakhir ini
memikirkan kertaskertas sajak
yang merengek minta diisi.

Tapi penaku seperti mati
tak mau bertelur hurufhuruf
enggan beranak katakata.
Sejenak kusadar,
katakataku telah kau bawa


Kau Tenggak Habis Mata Air Puisiku

Mata air puisiku sedang kering, habis kau tenggak, tak bersisa.
Kini aku hanya mengharap, hujan katakata akan mengisi curuknya lagi, hingga penuh.
.

Senin, Desember 22, 2008

Pilihlah Bunga Kesukaanmu

Aku punya setangkai mawar
di tangan kananku.

Tapi layu.

Dan serangkai kamboja segar
di tangan kiriku.

Mana yang kau pilih, sayang?

Mati Sajalah Kau!

Ah, kau tapakkan lagi kaki kotormu di atas kepalaku, meninggalkan jejakjejak, basah dan busuk.

Kenapa tak sekalian saja kau masuki otakku? Lewat coak bernanah yang kau buat.

Lalu susuri urat yang sulursulur, melangkahlah lebih dalam, terus sampai tanah yang penuh lendir.

Sekarang berhentilah mendongak, tataplah ke bawah, di atas tanah yang berlendir itu, di bawah pohon kamboja tua,aku telah menyiapkan hadiah untukmu.

: sebuah nisan bertulis namamu.

Sabtu, Desember 20, 2008

Malam Ini Kukutuk Kau Karena Mencintai Sofa

Aku ingin mengajakmu ke taman kota,
menyambangi kursikursi,
mendengarkan nyanyian sumbang,
menertawai jaman,
lalu mengutuki diri.

Tapi kau selalu enggan.

Rupanya sofasofa itu telah buat kau lupa,
hingga pantatmu enggan beranjak,
lagipula telah lama,
hitungan matahari atau bulan?

Aku lupa.

Tapi rencana adalah rencana,
malam ini aku ke taman kota sendirian,
menyambangi kursikursi,
mendengarkan nyanyian sumbang,
menertawai jaman,
lalu mengutuki
: kau!

Kamis, Desember 18, 2008

ada yang hilang dari diriku

ada yang hilang dari diriku

titiktitik api yang bara
di mata
deru angin yang gemuruh
di dada

ada yang hilang dari diriku

godam besi yang kepal
di tangan
langkah kuda yang tapal
di kaki

ada yang hilang dari diriku
: kau

Panen

Padi menguning,
petani bersuka,
menggantung caping.

Sepi

Puntung menggunung,
asap menggantung,
di luar, jangkrik mengerik.

Jalan Air

Aliran sungai,
menuju laut,
mencari awan.

Rindu

di balik awan,
bulan terpejam,
menunggu malam.

Rabu, Desember 10, 2008

Mabuk

Dua lelaki itu sudah menenggak tiga botol Whisky murahan yang mereka beli di kios minuman pinggir jalan. Setengah kepala mereka telah hilang, nafas mereka hampir tanggal. Tapi salah seorang dari mereka merasa belum cukup.

“Lagi, lagi,” bisik lelaki itu ke lelaki yang lain yang telah tergeletak dan terpejam.

Tapi mimpi seperti telah mencengkeram lelaki yang tergeletak itu. Bisikan lelaki di sebelahnya tak ia pedulikan. Ia malah semakin dalam terpejam.

Lelaki yang berbisik itu tak terima, ia merasa lambungnya belum penuh. Lagipula, ia tak suka kepalanya hanya hilang setengah. Ia terbiasa menenggelamkan seluruh kepalanya dalam minuman, sampai napasnya benar-benar hilang.

“Lagi!!” kini ia berteriak. Tepat di telinga lelaki yang tergeletak itu, yang terlihat mulai menyeriusi mimpi.

Lelaki itu terhenyak, demi teriakan yang membuat telinganya pekak.

“Anjing,” makinya dalam hati.

Ia perlahan beranjak dari geletak. Sembari menahan amarah yang pelan mulai memuncak.

“Jangan berteriak,” ucapnya pelan kepada lelaki yang meneriakinya itu, sambil mengusap biji matanya. Namun ketika matanya telah terbuka, tersadarlah ia. Tak ada orang lain di sekelilingnya.

Ia sendirian.

“Ah, aku mabuk,” ia membisiki dirinya sendiri. Matanya kembali berat, setengah kepalanya kembali hilang, nafasnya kembali tanggal. Tergeletak.

“Lagi, lagi,” sebuah suara berbisik. Tetap ia tergeletak. “Lagi!!” suara bisikan itu berubah menjadi teriakan. Tapi ia terlanjur menyetubuhi mimpi.

Ratus

Meratuslah sayang, tentang hari, pagi hingga petang, detikdetik yang terucap lamatlamat, atapatap yang julang sekatsekat, atau jejakjejak kaki yang lumat.

Lalu mengocehlah lagi, tentang seratus, bilangan yang menguntitmu hingga bulus, koin yang kau lempar sambil geming, dokumendokumen yang bikin pusing, atau anjinganjing yang pesing.

: basmi mereka dengan gunting, sayang.

Dan kini lupalah kau atas semua, kau bakar lagi ratus sesaji untuk surga, berenang lagi kau, tenggelam dalam, cahaya redam, suara padam.

: tidurlah sayang.

Minggu, Desember 07, 2008

Generasi Berak-berak

Isi kepala sama
sampai cara jalan dan berak

: separah inikah kita?

Selasa, Desember 02, 2008

Bukan Musim Katakata

Tadinya ingin kubingkai matari
yang kucuri dari
sebelah biji
matamu.

Tapi nihil,
kau hanya menyimpan malam.

Lalu ingin kurangkai sajaksajak
dari katakata yang
kupetik di taman
di balik juntai
rambutmu.

Tapi urung kata
kata sedang tidak berbunga.