Kamis, Juli 09, 2009
Sore di Dermaga Kalianda
I
Kita terpaku lagi,
saat senja meremang di
dermaga.
Pasir, ombak, karang,
pulau Sebuku dan Sebesi
yang termangu menatap Canti.
Semua masih sama,
tampak sama.
Kita terdiam,
sepi.
II
Kapalkapal beranjak pulang
setelah lelah
berkejaran dengan angin
Nelayan tertidur di atas jaring,
entah berapa ikan yang
mereka bawa serta.
Kita bisu makin dalam,
hening.
III
Lalu udara tibatiba
jadi berat,
bising menyeruak.
Suara pedagang ikan
teriakan petugas lelang
kentongan penjual makanan keliling.
Semua masih sama,
tampak sama,
kawan, tapi,
bukankah kesamaan ini yang selalu kita rindu,
saat misteri tentang segala
kembali menjadi tanya
di kepala?
Gelisah usang tentang
ada dan tiada,
atau hampa dan isi..
IV
Ah, tidakkah kita akan
selalu merindu dermaga ini,
kawan?
Dermaga yang bercerita tentang
bola yang kita gelindingkan di pasir
umangumang yang kita lepas di atas karang
air laut yang asinnya lekat di bibir.
Kenangankenangan yang kini
kita ubah
jadi komedi.
V
Malam mulai menculik senja,
gelap turun pelanpelan
di dermaga
kita terbangun dari diam,
lalu pulang sambil
membawa kenangan.
Lampung, Juli 2009.
Ket:
Sebuku dan Sebesi: Pulau di mulut Selat Sunda, terletak bersebelahan dengan anak gunung Krakatau.
Canti: Pantai yang terletak 12 kilometer dari Kalianda, ibu kota Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Gambar dicomot dari: http://picasaweb.google.com/lh/photo/czdxBE2vHccflaE9rKI3Pg
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar