Di warung kopi ini kau menjelma ingatan,
menyatu debu kursi kayu lapuk,
membayang tiang bambu apus,
pun menggelantung atap-atap rumbia.
Dulu, cangkir kita saling beradu,
berebut tempat dengan asbak abu.
Masihkah kau ingat sayang?
Jejak-jejak kopi kita bawa pulang,
kulukis di lehermu yang jenjang,
kupagut di bibirmu yang pilu.
Ingatkah kau, sayang??
Rabu, November 19, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
kok berat'sih bang?? murid mmng gak akan jauh2 dari gurunya ya..
wah...otak ima hrs diperas untuk menterjemahkannya k dlm bhasa awam..
Hikzz..
btw..ini banyak yang imajinasi ya isinya?
Posting Komentar